Breaking

LightBlog

MEMBONGKAR FAKTA MUSEUM TSUNAMI


1. Rancangan Ridwan Kamil Museum Tsunami Aceh adalah salah satu karyanya. Sebelum menjadi wali kota Bandung, Ridwan Kamil sendiri merupakan seorang dosen jurusan arsitektur di ITB. Ridwan Kamil memenangkan 'Sayembara Merancang Museum Tsunami Aceh' yang diselenggarakan oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh-Nias pada 17 Agustus 2007. Museum Tsunami Aceh terbuka untuk umum pada 8 Mei 2009.

 2. Bangunannya mempunyai dua makna Bila diperhatikan dari atas, museum ini merefleksikan gelombang tsunami, tapi bila dilihat dari samping (bawah) tampak seperti kapal penyelamat dengan geladak yang luas sebagai escape building.

 3. Didanai miliaran rupiah Museum ini dibangun oleh BRR NAD-NIAS setelah perlombaan desain yang dimenangkan M Ridwan Kamil, dosen ITB dan berhak atas dana Rp 100 juta. Museum ini sendiri menghabiskan 140 miliar untuk pembangunannya.

4. Seolah-olah merasakan tsunami Tidak hanya berfungsi sebagai monumen peringatan tsunami, namun pengunjung yang datang seolah dapat merasakan kejadian tsunami Aceh 11 tahun silam. Di dalamnya terdapat lima ruang tematik yang punya pesan masing-masing.

 5. Ada nama para korban Tsunami Aceh 2004 memakan korban jiwa hingga ratusan ribu, menyisakan nama korban dan keluarga yang ditinggalkan. Ada satu ruangan bernama Space of Sorrow atau Sumur Doa, dimana pengunjung dapat melihat nama para korban Tsunami Aceh 2004. Berbagai nama korban tertera menempel di dinding ruangan Space of Sorrow.

 6. Atap berbentuk gelombang laut Apabila dilihat, atap Museum Tsunami Aceh terlihat menyerupai gelombang laut. Unik memang, dari luar saja kamu sudah dapat melihat esensi dari museum ini yang berfungsi sebagai monumen peringatan Tsunami Aceh tahun 2004. Suasana tsunami pun makin hadir saat pengunjung masuk ke Space of Fear, dimana pengunjung dapat merasakan suasana tsunami di lorong sempit yang dihiasi oleh suara gemericik air.

7. Desain dasarnya rumah panggung Aceh Asal-muasalnya, Museum Tsunami Aceh mengambil ide dasar Rumoh Aceh. Nuansa Rumoh Aceh pun tampak pada lantai pertama museum yang dibuat menyerupai rumah panggung, dimana merupakan rumah tradisional orang Aceh. Ridwan Kamil memang meny], Islam, hingga bencana Tsunami Aceh 2004 ke dalam desain bangunannya.

 8. Juga sebagai tempat perlindungan tsunami Desain Museum Tsunami Aceh disebut 'Rumoh Aceh Escape Hill'. Hebatnya, museum tersebut tidak hanya berfungsi sebagai monumen peringatan, tapi sebagai tempat perlindungan dari bencana tsunami. Berkaca dari tragedi Tsunami Aceh 2004, Ridwan Kamil membuat taman berbentuk bukit yang dapat dijadikan lokasi penyelamatan apabila bencana tersebut terjadi lagi di masa mendatang. Atapnya yang landai dimaksudkan untuk menampung penduduk. brilio

No comments:

Post a Comment

LightBlog